Laman

Selasa, 30 Juni 2015

Makalah Keterampilan Menulis Praktis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis.
Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis.
Oleh karenanya, perlu kita pelajari seberapa penting keterampilan menulis itu sendiri dan juga materi-materi yang memerlukan keterampilan menulis dalam mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.   Rumusan Masalah
a.       Apakah yang dimaksud dengan keterampilan menulis?
b.      Apakah yang dimaksud dengan resensi?
c.       Apakah yang d maksud dengan makalah?
d.      Apakah yang dimaksud dengan ringkasan?

1.3.   Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan menulis.
b.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan resensi.
c.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan makalah.
d.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ringkasan.

BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (H.G. Tarigan, 1983;21). Sedangkan Robert Lado mengatakan bahwa: " To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one understands, so that other can read these graphic representation" (Robert Lado, 1971;143).
Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
 Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja, 1985: 2). Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya.
 Kesimpulan yang dapat diambil dari teori di atas, yaitu bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Jadi, dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi, karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan. Sehingga di sini dapat dikatakan bahwa menulis mmerupakan salah satu cara berkomunikasi secara tertulis, di samping adanya komunikasi secara lisan. Karena pada umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan maksud secara lisan saja.
2.1. Resensi
2.1.1. Pengertian
Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli:
·         WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.
·         Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. 
·         Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

2.1.2. Tujuan Penulisan Resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut:
a.       Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
b.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
c.       Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
d.      Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
e.       Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
2.1.3. Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.       Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
b.      Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
c.       Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
2.1.4. Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi:
1.      Judul resensi 
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2.      Menyusun data buku 
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku; 
b. Pengarang; 
c. Penerbit; 
d. Tahun terbit beserta cetakannya; 
e. Dimensi buku; 
f. Harga buku; 
3.      Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa. 

4.      Penutup resensi buku 
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
2.1.5. Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku:
1.      Tahap Persiapan 
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku. 
2.      Tahap Pengerjaan
a.       Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b.      Membuat isi resensi, diantaranya: 
§  Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi. 
§  Menentukan judul resensi. 
§  Membuat ringkasan secara garis besar. 
§  Memberikan penilaian buku. 
§  Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi. 
§  Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca. 
§  Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
2.1.6.   Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi: 
1.      Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2.      Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku. 
3.      Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan. 
4.      Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku. 
5.      Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis. 
6.      Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
2.1.7.  Contoh Resensi
Judul Novel : 5 cm
Penulis  : Donny Dhirgantoro
Penerbit  : PT. Grasindo
Tahun Terbit : 2007
Tebal  : 381 halaman

SINOPSIS
Buku 5 cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak muda yang menjalin persahabatan selama tujuh tahun, mereka diantaranya  bernama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Mereka adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing- masing, mereka selalu pergi bersama dan ketemu setiap saat. Karena bosan bertemu setiap hari, akhirnya mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi selama tiga bulan.
Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Arial yang jatuh cinta sama temen fitnessnya, Riani yang sukses di tempat kerjanya, Ian yang akhirnya berhasil menyelesaikan skripsinya, Genta yang sukses sebagai EO sebuah pameran dan Zafran yang semakin tergila-gila sama Arinda, adik kandung Arial. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka dengan mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, “Mahameru”. Dan dalam perjalanan inilah mereka menemukan arti persahabatan yang sesungguhnya.
UNSUR INTRINSIK NOVEL
1. Tema   : Persahabatan 5 anak muda, yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda.
2. Latar Belakang : Stasiun kereta api Senen, Stasiun Lempuyungan (Yogyakarta), Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Puncak Mahameru.
3. Waktu    : Pagi hingga malam.
4. Suasana   : Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan.
5. Alur : Novel ini menggunakan alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian yang akan datang.
6. Gaya Bahasa : Menggunakan bahasa yang sangat mudah dimengerti oleh para pembacanya.
7. Amanat : (1) Sahabat yang sejati, ialah sahabat yang selalu pengertian dan “SOLID” kepada kita; (2) Hal yang harus dimiliki oleh kita semua ialah, “KEYAKINAN”, karena dengan keyakinan kita dapat mentaklukkan apa saja yang membuat kita lemah.
8. Penokohan  : (1) Arial adalah pria terganteng diantara mereka, serta bertubuh atletis. (2) Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. (3) Zafran merupakan pria yang berbadan kurus, anak band,kocak, senang bersyair dan membuat puisi-puisi, hidupnya seperti kurang lengkap jika tidak bersyair selama sehari. (4) Ian adalah tokoh yang gila bola, suka makan terutama indomie, dan penggemar artis Happy Salma. (5) Genta merupakan leader (pemimpin) diantara sahabat-sahabatnya. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus.
KELEBIHAN NOVEL
Dalam novel ini, terdapat kata-kata yang membuat kita terinspirasi untuk semangat menjalani kehidupan. Ditambah lagi penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dan penempatan setting waktu dan tempat yang sangat detail.
KEKURANGAN NOVEL
Pada saat akhir cerita, keadaannya sangat begitu memaksakan, dengan pembentukan keluarga antar sahabat ditambah lagi dengan keturunan-keturunan mereka yang mempunyai sifat dan karakteristik yang sama dari para orangtuanya.
2.2.  Makalah
2.2.1. Pengertian Makalah
   Pengertian secara umum makalah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah. Dalam kalangan pendidikan makalah juga dapat diartikan karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. Umumnya membuat makalah merupakan tugas dari guru atau dosen sebagai persyaratan penilaian untuk menyelesaikan pelajaran atau mata kuliah, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan lapangan.
Makalah juga dapat dibuat oleh nara sumber lain seperti pejabat pemerintahan, rektor, dosen kepala sekolah, guru dan lain-lain, sebagai makalah kerja yang dibahas pada seminar, simposium, dsb. Biasanya makalah kerja disampaikan dalam bentuk argumentasi hasil penelitian dengan memasukkan asumsi dan hipotesis terhadap masalah yang diteliti.
2.2.2. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah biasanya dikerjakan sebagai tugas akhir sekolah atau perkuliahan. Biasanya makalah yang dibuat akan dipresentasikan dan dijelaskan lebih lanjut di depan kelas.
2.2.3. Sistematika Penulisan Makalah
Secara garis besar penyusunan makalah berisi tiga pokok pembahasan, yaitu:
a.       Pendahuluan yang memuat tentang persoalan yang akan dibahas meliputi:
§  Latar Belakang yaitu memberi penjelasan tentang manfaat dan pentingnya judul atau topik untuk dibahas.
§  Ruang Lingkup yaitu memberi penjelasan tentang ruang lingkup permasalahan yang menjadi batasan masalah.
§  Maksud dan Tujuan Penulisan yaitu memberi penjelasan tentang maksud penulisan makalah dan tujuan berisi tentang hal yang diinginkan sesuai dengan konteks permasalahan yang akan dibahas.
b.      Pembahasan makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang lingkup masalah, yang meliputi:
§  Membahas singkat teori pendukung berdasarkan kajian pustaka atau bahan referensi yang resmi.
§  Pada dasarnya uraian adalah untuk membahas permasalahan dengan alternatif pemecahan masalah yang dikaji yang dapat dibantu dengan faktor pendukung dan penghambat.
c.       Penutup merupakan bab terakhir berisi penegasan inti makalah yang dirumuskan dengan jelas, singkat, dan tegas yang meliputi:
§  Kesimpulan yang berisi jawaban dan permasalahan dalam bentuk ikhtisar permasalahan.
§  Saran yang merupakan usul atau pendapat dari penulis yang mengacu pada materi pembahasan.
2.2.4. Jenis-jenis Makalah
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang dipakai, makalah dibedakan menjadi tiga katagori, yaitu :
  1. Makalah Deduktif adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.
  2. Makalah Induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang bersifat objektif sesuai apa yang diperoleh dari lapangan serta relevan dengan permasalahan yang dibahas.
  3. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan sesuai dengan topik yang dibahas. Makalah campuran ini bisa disebut juga dengan malalah ilmiah. Karena didalamnya membahas mengenai permasalahan tertentu berdasarkan data yang ada dilapangan, bersifat objektif, dan didasarkan pula dengan teori – teori yang ada.
2.2.5. Ciri-ciri Makalah
Menurut Alek dan H. Ahmad HP, (2010: 120-121) ciri – ciri makalah, yaitu:
a.       Logis, artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji.
b.      Objektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
c.       Sistematis, artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan berkesinambungan.
d.      Jelas, artinya keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan.
e.       Kebenaran dapat diuji, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.




2.3.      Ringkasan
2.3.1. Pengertian
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
2.3.2. Ciri-ciri Ringkasan
Ciri-ciri ringkasan adaah sebagai berikut:
*        Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
*        Kerangka dasar masih tampak jelas
*        Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
*        Tujuannya untuk  memangkas gagasan.
2.3.3. Teknik Penulisan Ringkasan
Terdapat dua teknik yang digunakan dalam menulis ringkasan, yakni pemadatan dan penghapusan.

a.       Pemadatan
Pemadatan dalam tulisan dimaksudkan untuk memilih inti sari atau pikiran pokok-pikiran pokok bacaan. Dengan memadatkan isi bacaan, Anda berusaha untuk mengutarakan inti sari dari bacaan. Ringkasan hanya memuat gagasan-gagasan yang penting saja; semua hal yang merupakan tambahan atau penjelasan tidak dicantumkan. Seperti layaknya sebuah pohon yang rindang, apabila bermaksud meringkasnya, Anda memotong dahan, ranting, serta daun-daunnya sehingga hanya tinggal pohonnya saja.
Cara-cara pokok untuk memadatkan isi bacaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1.      Menggunakan satu kata yang dapat merangkum segalanya, yaitu kata yang luas artinya. Sebagai contoh, adjektif panjang "(buku-buku) yang kerapkali terdiri atas serangkaian jilid-jilid yang tebaltebal" dapat diringkas dengan satu kata berjilid-jilid.
2.      Menggunakan sebuah klausa untuk merangkum. Misalnya sebuah klausa di mana pun mereka berada dapat merangkum kalimat-kalimat yang berbunyi, misalnya: "entah mereka itu tinggal di kota, di dalam rumah tembok yang mewah, atau di dalam rumah gedek yang reot, atau di bawah kolong jembatan, entah mereka tinggal di desa, di lereng-lereng …"
3.      Menggunakan sebuah kata majemuk atau gabungan kata untuk merangkum.
4.      Menggunakan generalisai-generalisasi (pernyataan-pernyataan umum) yang merangkum.
5.      Menggunakan kata-kata penghubung (kata-kata pelancar) yang paling singkat.
b.      Penghapusan
Tidak semua yang dikatakan dalam sebuah tulisan adalah hal-hal penting. Jadi, hal-hal yang kurang penting dapat dihapus. Penghapusan dapat dilakukan pada:
1.      Pengulangan harus dihapuskan.
2.      Bunga bahasa, persamanaan, peribahasa, dan sebagainya, yang hanya berfungsi sebagai perhiasan bahasa.
3.      Contoh-contoh, perincian-perincian, ilustrasi-ilustrasi, dan lukisan-lukisan yang hanya bersifat penjelasan tambahan.
4.      Segala sesuatu yang dianggap tidak penting atau hanya embel-embel.
5.      Segala sesuatu yang dapat diandaikan, yang dapat diasumsikan secara masuk akal tidak usah dimasukkan dalam ringkasan.
6.      Segala sesuatu atau tuturan yang hanya bersifat pelancar.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis praktis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif; artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik.
Keterampilan menulis dapat diterapkan dalam penulisan resensi, penulisan makalah dan penulisan ringkasan.
3.2. Saran
1.      Untuk mahasiswa
Agar mempelajari lebih lanjut mengenai keterampilan menulis praktis dan penerapannya dalam penulisan karya tulis lain.
2.      Untuk umum
Agar lebih memperhatikan dan mendalami keterampilan menulis sehingga dapat menerapkannya sejak dini.